Jika
Anda penasaran dengan bentuk ogoh-ogoh Bali ? Rasanya tidak cukup apabila Anda
hanya melihatnya dari foto-foto yang banyak terpampang di laman-laman Internet.
Sejatinya Anda harus berada di Bali untuk melihatnya secara langsung, namun
bagaimana jika Anda sedang disana tetapi di saat bersamaan di Bali tidak sedang
merayakan upacara nyepi. Ogoh-ogoh seperti yang diketahui merupakan patung
raksasa yang diarak pada upacara Pengrupukan. Upacara Pengrupukan ini
dilangsungkan 1 hari sebelum Perayaan Nyepi. Nah, Anda tak perlu berkecil hati
karena solusinya cukup mudah, karena ada dua museum ogoh-ogoh di Bali yang
dapat Anda kunjungi. Berikut penjelasannya.
Museum Ogoh-ogoh Museum Manusa Yadnya
Museum
ogoh-ogoh ini terletak di Jalan Ayodhya, lokasinya berada di dalam kompleks
Museum Manusa Yadnya. Jadi jika Anda ingin ke museum ini, terlebih dahulu Anda
harus berada di kompleks ini. Lantaran berada di dalam kompleks, untuk
menemukan museum ini sangatlah mudah. Di tempat ini Anda dapat melihat sekitar
20 buah ogoh-ogoh dari daerah Bali. Ada beberapa ogoh-ogoh baik berupa raksasa
maupun para dewa dan bhuta kala dengan tinggi rata2 3 - 5 meter. Museum ini
juga menyajikan cerita-cerita menarik tiap ogoh ogoh dengan nuansa magis dan
Anda akan mendapat pengalaman menarik saat mengunjungi museum ini.
Alasannya
cukup sederhana I ketut membangun museum ini, karena dengan museum ini
diharapkan ogoh-ogoh dapat dikenal oleh masyarakat dunia karena ogoh-ogoh
merupakan salah satu hasil karya seni yang mencakup banyak bidang kesenian,
seperti seni patung, seni ukir, seni alukis, seni dekorasi, seni musik dan yang
lainnya.
Museum
ogoh-ogoh kedua berada dilokasi di Soka Indah Rest Area Pantai Soka, Tabanan
Bali. Dibuka baru-baru ini pada Mei 2013, Anda dapat melihat kurang lebih 16
macam ogoh-ogoh yang dipajang di Museum Ogoh-ogoh Soka Indah Restoran, Tabanan.
Museum
ogoh-ogoh yang akan menjadi tempat wisata di Bali ini dibangun diatas tanah
seluas setengah hektar dengan akses jalan khusus menuju pantai. Area museum
ogoh-ogoh terdiri atas 20 saung berukuran 6×6 dan 6×4 meter dengan tinggi
sekitar 3,5 meter. Museum ini dibangun bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai
seni dan budaya adi luhung yang diwariskan para leluhur dimasa lampau.
Museum
ogoh-ogoh ini digagas oleh Kooeswintoro Direktur Utama Grafika group perusahaan
yang bergerak di bidang pendidikan dan pariwisata. Alasannya karena di Bali
setiap tahunnya diselenggarakan festival ogoh-ogoh namun hasil karya yang
dibuat dengan biaya ratusan juta itu kemudian dibakar. Padahal Kooswinbtoro
melihat sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk atraksi wisata, oleh karena itulah
museum ogoh-ogoh ini didirikan.