Sudah udara sekitarnya menyejukkan,
belum lagi panorama alam pegunungannya yang ciamik, anda yang merasa stres
bukan kepalang dan ingin refreshing, pantaslah apabila singgah di kawasan Baturaden yang lokasinya di Purwokerto ini
Pasalnya, di tempat ini anda akan dijejali oleh banyaknya
objek wisata yang menarik seperti Taman Bitanin yang memiliki beragam tanaman
dan bunga langka, Curug Gede, pemandian air panas Pancuran Pitu, Pancuran Telu
dan kolam sumber air murni Telaga Sunyi, bukan main banyaknya.
Nah, setali tiga
keping dengan objek wisata lain yang bertebaran seantero nusantara ini. Lagi-lagi bukan tempat wisata
apabila tidak ada cerita legenda sebagai bumbu pelengkapnya, objek
wisata Batu Raden pun demikian adanya.
Alkisah kenapa objek wisata ini bernama Baturaden? begini ceritanya, zaman dahulu di sebuah kadipaten hidup seorang pembantu yang bernama Suta, yah namanya
pembantu di zaman dimana kendaraan bermotor belum dikenal, kerjaanya yaitu
merawat kuda milik sang Adipati yang tak lain adalah majikannya sendiri. Setelah
selesai mengerjakan tugasnya, ia biasanya berjalan-jalan di sekitar Kadipaten.
Eh,
disaat Suta sedang asiknya berjalan-jalan di sekitar tempat pemandian atau
disebut Taman Sari. Tiba-tiba terdengar suara teriakan gadis dari kejauhan, tak
pelak ia pun mencari arah jeritan tadi. Terus mencari, akhirnya ia tiba di
dekat sebuah pohon besar.
Di
bawah pohon itu putri adipati menjerit lantaran tak jauh darinya ada seekor
ular yang sangat besar sedang bergantung. Suta sendiri rada keki karena
sebenarnya ia juga takut melihat ular tersebut. Namun apa daya ia harus melawan
rasa takutnya sendiri untuk menolong sang putri.
Untung
saja tak jauh darinya ada sebuah bambu, tak pakai lama dipukulah kepala ular
tersebut berkali-kali. Ular tersebut langsung kelojotan dan tak lama kemudian,
ular tersebut pun diam tak bergerak alias
mati.
Nah,
semenjak kejadian itu dua insan manusia itu pun semakin akrab. Bahkan sampai
akhirnya jatuh hati dan berencana meningkatkan hubungan mereka ke jenjang
berikutnya,yaitu pernikahan. Namun sayang hubungan keduanya tidak direstui oleh
bapaknya sang putri, alasannya sederhana karena perbedaan status.
Apa
kata orang nantinya? Keturunan bangsawan menikahi seoarang pembantu. Hati Sang
putri terluka melihat sikap bapaknya itu. Apalagi saat mendengar kabar bahwa
Suta akan dimasukkan ke penjara bawah tanah oleh sang adipati. Penjara adalah
tempat yang tepat bagi dia yang berani-beraninya melamar seoarang putri seorang adipati yang
berbeda derajat dan martabat dengannya.
Sungguh
malang nasib Suta, di penjara ini ia tidak diberi makan dan minum. Deritanya tak
berhenti disitu, ruang penjara yang
dihuninya juga digenangi dengan air setinggi pinggang. Suta pun jatuh sakit.
Mendengar kabar keadaan Suta, sang putri bertekad untuk membebaskan kekasihnya,
strategi pun diatur olehnya
Dengan
dibantu oleh pengasuh sang putri, Suta berhasil diam-diam menyelinap di penjara
bawah tanah lalu dibawa ke suatu tempat. Di sana sang putri telah menunggu
dengan seekor kuda. Bersama kemudian mereka menunggang dengan seekor kuda dan
pergi meninggalkan Kadipaten.
Dalam
perjalanan agar tidak ada yang mengenalinya, keduanya menyamar sebagai orang
desa. Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, sampailah keduanya di tepi
sebuah sungai. Mereka beristirahat sejenak untuk melepas lelah. Sang putri merawat
Suta yang masih sakit.
Berkat
kesabaran dan ketelatenan sang putri merawat Suta dan beberapa hari kemudian
pemuda itu akhirnya dapat sembuh kembali..Karena tempat mereka berhenti dirasa
cocok bagi mereka, maka keduanya memutuskan untuk menetap disana. Nah, tempat
itulah yang kemudian dikenal dengan nama Baturaden, yang artinya Batur
(pembantu) dan Raden (bangsawan). (berbagai sumber)