Sebenarnya apa sih perbedaan antara danau dengan
telaga, bukankah keduanya sama alias tidak ada perbedaannya? Itu pikiran saya,
bagaimana dengan difinisi telaga menurut wikipedia? kalau telaga menurut
wikipedia adalah semacam danau kecil dimana sinar matahari dapat menembus
sampai dasarnya.
Namun
apakah benar bisa menembus sampai dasarnya, lantas bagaimana jika telaga itu
sangat dalam apakah sinar matahari dapat menembus sampai dasarnya? Nah ini
persoalan lain, namun terlepas dari difinisinya itu, ada satu cerita yang
menarik untuk disimak perihal beberapa telaga sebagai objek wisata yang ada di
indonesia. Ternyata dua telaga, yaitu Telaga Pasir Sarangan dan Telaga Ngebel
yang keduanya terletak di Jawa timur mempunyai cerita yang erat kaitannya
dengan seekor naga, wow bagaimana bisa?
Tanpa
panjang lebar lagi, untuk telaga yang pertama bernama Telaga Pasir Sarangan yang ada Kabupaten Magetan, Jawa Timur ini mempunyai cerita yang berkisar dari kehidupan sepasang suami istri Kyai Pasir
dan Nyai Pasir. Keduanya hidup di sebuah
pegunungan yang bernama Gunung Lawu. Hidupnya jauh dari kata glamor, cukuplah
bisa dikatakan sederhana.
Nah,
pada suatu hari Kyai Pasir pergi kembali ke rutinasnya di sebuah hutan untuk
bercocok tanam di ladangnya. Sebelum menanam, Kyai Pasir terlebih dahulu
menebang beberapa pohon besar yang ada di ladangnya satu demi satu. Eh, tiba-tiba
Kyai Pasir kaget lantaran mendapati sebutir telur ayam yang terletak di bawah
salah sebuah pohon yang mau ditebangnya.
Heranlah
dia dibuatnya, telor apakah itu pikirnya? Padahal di sekitarnya tidak ada
binatang unggas seekorpun yang biasa bertelur. Karena masih diselimuti rasa
penasaran seraya tak mau meninggalkan telor itu sendiri lantas Kyai Pasir akhirnya
mengambil telur itu dan membawanya pulang.
Sesampainya
di rumah Kyai Pasir menceritakan kejadian tersebut kepada Nyai Pasir. Mungkin
lapar atau gimana, akhirnya kedua suami isteri itu merebus telur temuannya.
Setelah masak, separo telur oleh Nyai Pasir diberikan ke suaminya. Kemudian
Kyai Pasir berangkat lagi keladang untuk meneruskan pekerjaannya bercocok
tananm
Dalam
perjalanan kembali ke ladang dan sesampainya disana badannya tiba-tiba terasa panas, kaku dan sakit
sekali. Mata berkunang-kunang, keringat dingin keluar membasahi seluruh
tubuhnya. Derita ini datangnya secara tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak
mampu menahan sakit itu dan akhirnya rebahan ke tanah.
Mereka
sangat kebingungan sebab sekujur badannya kaku dan sakitnya bukan main. Dalam
keadaan yang serba sakit ini, Kyai Pasir berguling kesana kemari di atas tanah.
Eh, ujug-ujug badannya mendadak berubah
wujud menjadi ular naga yang besar, bersungut, berjampang sangat menakutkan.
Setali
tiga keping dengan suaminya, Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga makan
separo dari telur yang direbus tadi mengalami nasib yang sama dengn suaminya
itu. Sekujur badannya menjadi sakit, kaku dan panas bukan main. Bermaksud minta
tolong kepada suamninya, Nyai Pasir lari ke ladang. Namun bukan suaminya yang dia temui melainkan Kyai
Pasir yang telah berubah jadi seekor ular naga yang besar sekali dan menakutkan.
Melihat
ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut dan takut bukan kepalang. Tetapi
karena sakit yang disandangnya semakin parah, Nyai Pasir tidak mampu lagi
bertahan dan jatuhlah dia ke tanah. Nyai Pasir mangalami nasib yang sama. Tak lama
kemudian badannya ikut berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar,
bersungut, berjampang, giginya panjang dan runcing sangat mengerikan.
Kedua
naga itu berguling-guling kesana kemari dan bergeliat-geliat di tanah ladang. Akibat
dari aksinya itu menyebabkan tanah tempat kedua naga bergulingan itu menjadi
berserakan dan bercekung-cekung seperti dikeduk-keduk. Cekungan itu makin lama
makin luas dan dalam, sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat
berguling-guling dan tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta luas
itu menyemburkan air. Tak beberapa lama kemudian cekungan itu sudah penuh
dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi kolam besar yang disebut
Telaga.
Nah, itu cerita Telaga Pasir Sarangan,
kini cerita Telaga Ngebel yang
sekarang merupakan danau alami yang terletak di Kecamatan Ngebel, Kabupaten
Ponorogo Kecamatan Ngebel. AlkisahnyaTelaga Ngebel ini berhubungan juga dengan cerita seekor ular
naga bernama “Baru Klinting“.
Seperti
ular naga di di Telaga Pasir yeng merupakan jelmaan dari seseorang, ular naga disini juga penjelmaan
dari seoarng yang tak lain adalah Patih Kerajaan Bantaran Angin. Sang patih sedang bermeditasi dengan wujud
ular dan secara tak sengaja ada seorang warga yang membawa ular jelmaan
tersebut ke desa.
Sesampainya di desa, mungkin juga karena lapar atau apa ular jelmaan tersebut hendak dijadikan
makanan karena ukuran tubuhnya yang besar. Ndilalahya, sebelum sempat dipotong ular tersebut mendadak berubah menjadi seoarang anak kecil yang kemudian mendatangi masyarakat
dan memutuskan membuat sayembara. Sang bocah kemudian
menancapkan lidi di tanah, versi yang lainnya menyebutkan bahwa yang
ditancapkan adalah centong nasi. Namun tidak ada yang berhasil mencabutnya.
Bocah ajaib itulah yang berhasil mencabutnya. Dari lubang bekas ditancapkannya
lidi atau centong tersebut keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang
menggenang hingga membentuk sebuah Telaga dan oleh penduduk desa sekitarnya telaga tersebu diberi nama Telaga Ngebel.. (berbagai sumber)