Tak jarang apabila kita bermain-main ke sebuah
tempat wisata, terlebih lagi apabila tempat wisata itu berada di tengah-tengah
hutan atau di dekat dengan hutan, kita banyak menjumpai monyet-monyet yang
berkeliaran. Entah monyet-monyet itu liar atau pun jinak, tetapi yang jelas
jikalau kita memberinya kacang atau pisang pastilah monyet itu datang dengan rasa
laparnya yang tak pernah kenyang.
Tak heran
pula di beberapa tempat wisata yang ada monyet di dalamnya, bertebaran warung-waung
kecil yang menjajakan makanan untuk sang monyet. Namun tak ada salahnya
mengeluarkan sedikit kocek di dalam kantong untuk membeli dan merupakan
keasyikan tersendiri juga melihat tingkah laku monyet itu jika dilemparkan
makanan. Yup, di tempat wisata mana saja
kita bisa menjumpai monyet-monyet, dibawah ini ada beberapa pilihannya
1. Gua Monyet Alak
Gua Monyet Alak di NTT dilihat dari namanya saja itu sudah mengisyaratkan bahwa akan ada banyak monyet di tempat wisata itu. Benar saja justru itu merupakan keunikan dari tempat wisata yang satu ini lantaran monyet-monyet yang ada disana cukup jinak dan merupakan pemandangan keseharian bagi pengguna jalan menuju Pelabuhan Tenau-Kupang.
sumber foto: www.ronald-balweel.blogspot.com |
Namanya juga monyet, perilaku tentu saling
berkejaran layaknya seoarang anak kecil, bergelantungan dan melompat dari dahan
ke dahan, saling bercengkrama dan bergulingan sesekali berkelahi memperebutkan
sesuatu adalah hal normatif bagi seekor monyet.
Terlebih lagi dengan jumlah monyet yang
ada dalam kawasan ini sebanyak 327 ekor yang terbagi dalam empat kelompok, hal
itu tentu menjadi keasikan tersendiri. Kelompok terbanyak berjumlah sekitar 180
ekor, sementara kelompok terkecil hanya sekitar 40 ekor saja. Lantaran dipelihara
dan dikelola sejak tahun 1998 oleh pemerintah kabupaten disana, setiap harinya monyet-monyet
ini diberi makanan berupa jagung.
2.Gua Kreo
Nah, sedikit ke tengah pulau Jawa Tepatnya di Semarang ada kawasan wisata yang bernama Gua Kreo yang berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Gunung Pati. Andalan objek wisata ini jelas merupakan Gua yang menurut legenda menjadi tempat petilasan dari Sunan Kalijaga.
sumber foto:www.putra-semarang.blogspot.com |
Namun di sekitar gua tersebut banyak
dihuni oleh monyet-monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sebelas dua belas
dengan monyet di Gua Monyet Alak, monyet disini pun terrmasuk monyet yang cukup
jinak dan bisa bergaul dengan warga di
sekitar Goa Kreo. Tetapi ada baiknya juga apabila anda menyiapkan “sangu” untuk
sang monyet, salah-salah monyet itu sedang lapar dan kebetulan anda sedang memagng
makanan, mereka bisa s mengganggu atau bahkan menggambil makanan, terutama jika
Anda sedang berada dekat dengan air terjun
3.Hutan Monyet Ubud dan Hutan Wisata Sangeh
Kita tinggalkan Jawa Tengah, sekarang menuju di Bali. Di daerah Gianyar tepatnya di sekitar 26 km dari Ibukota Denpasar, terdapat sebuah hutan kecil Wenara Wana yang dihuni oleh ratusan kera yang meninggali hutan kecil tersebut. Kera-kera itu pun lumayan jinak dan bisa diajak bermain secara aktif oleh pengunjung yang datang ke kawasan wisata ini.
Wenara Wana juga disebut Hutan Monyet Ubud yang juga merupakan sebuah cagar alam dan kompleks candi yang di dalamnya terdapat lebih kurang 340 kera berekor panjang. Kera –kera itu terdiri dari 32 jantan dewasa, 19 jantan muda, 77 betina dewasa, 122 remaja, dan 54 ekor bayi kera. Disana juga ada sedikitnya empat kelompok monyet yang menempati lokasi berbeda di taman tersebut.
Masih di Bali, selain di Wenara Wana ada juga Hutan Wisata Sangeh yang terletak kurang lebih 20 Km ke arah kota Denpasar, desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Di sana anda akan menemui hutan seluas kurang lebih 6 hektar dengan pohon-pohonnya yang tinggi menjulang di tepi jalan raya. Pohon-pohon yang tumbuh di hutan ini bisa mencapai ketinggian 40 meter dan telah berusian ratusan tahun. Hutan ini juga sebagai tempat habitat alami monyet-monyet yang mendiami wilayah ini.
Monyet-monyet bebas berkeliaran di sana tanpa takut terganggu oleh aktivitas manusia di sekitarnya. Suasana ini bener-bener memberikan pengalaman serasa berada di alam liar, sekaligus melupakan sebenarnya anda berada di suatu objek wisata. Di dalam hutan hijau yang sejuk ini anda juga dapat menemukan komplek pura kecil yang diselimuti lumut hijau, tersembunyi di sela-sela pepohonan yang tumbuh tinggi menjulang yang disebut Pura Bukit Sari. Pura yang terletak di tengah-tengah kawasan Hutan Sangeh ini dan sangat dikeramatkan oleh masyarakat Desa Adat Sangeh. (berbagai sumber)