Kapal pandu merupakan kapal/boat yang digunakan untuk mengantar/menjemput petugas pandu yang akan memandu/selesai melakukan pemanduan. Kapal pandu ini didesain untuk mendukung operasional dan layanan berupa: sarana angkut petugas pandu dan team check in kapal, dukungan layanan Port of Emergency Call, layanan sarana operasional transport laut dengan keperluan khusus.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kerja sama dengan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dalam membangun kapal pandu multipurpose. Kapal pandu multipurpose ini akan dioperasikan di Pulo Aceh dalam rangka mendorong pertumbuhan wisata di Pulo Aceh.
Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika - BRIN, Muryadin membuat rancangan desain kapal pandu multipurpose, di mana kapal ini memiliki banyak fungsi. "Selain berfungsi sebagai kapal untuk menunjang kegiatan pemanduan di area Sabang, kapal pandu ini juga berfungsi untuk operasional mobilitas personel BPKS dari Sabang menuju Banda Aceh maupun sebaliknya", jelas Muryadin.
Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan kapal pandu multipurpose ini. Tahap awal adalah melakukan study engineering. Pada tahap study engineering ini dilaksanakan survey kapal pembanding yang akan digunakan sebagai referensi/acuan perancangan, selain itu itu juga dilakukan inventaris data sekunder.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan desain kapal. Pada tahap pembuatan desain kapal ini perlu melakukan koordinasi dengan mitra selaku pemilik kapal. Koordinasi ini bertujuan untuk menentukan spesifikasi yang diperlukan pada kapal tersebut.
Pada tahap pembuatan desain kapal ada beberapa tahapan dalam menggambar yaitu gambar rencana umum, gambar rencana garis, gambar potongan tengah kapal, gambar konspro, gambar kontruksi frame, dan gambar konstruksi longitudinal. Selain itu, juga perlu digambarkan instalasi listrik dan instalasi pipanya, serta gambar ruangan-ruangan yang terdapat pada kapal. Dalam melakukan kegiatan desain juga perlu perhitungan hidrostatik, perhitungan resistance dan power prediction, perhitungan stabilitas awal, dan perhitungan scantling.
Kapal pandu multipurpose ini didesain dengan panjang total 14 meter dan memiliki kecepatan maksimal 24 knots. Kapal pandu ini juga dirancang memiliki fasilitas tempat tidur portable, di mana ini bertujuan untuk mengangkut pasien yang sedang sakit. Desain kapal juga dibuat sesuai dengan standar kelayakan dan keamanan kapal sesuai dengan Peraturan dari Dirjen Hubla dan Regulasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Setelah rancangan desain kapal disetujui oleh mitra, maka tahap selanjutnya adalah tahap pembangunan kapal. Pembangunan kapal pandu multipurpose ini dilaksanakan oleh galangan PT. Teknika Indo Maritim yang bertempat di Sidoarjo. Pembangunan kapal dimulai sejak awal tahun 2022 dan selesai pada awal tahun 2023. Pada tahap pembangunan ini tim periset BRIN melakukan pendampingan dengan tujuan untuk memastikan kapal dibangun sesuai dengan desain yang disusun oleh pihak BRIN.
Tahap akhir adalah melakukan uji sea trial, di mana uji sea trial ini dilaksanakan di laut. Uji sea trial ini bertujuan untuk mengetahui performa kecepatan dan kemampuan maneuvering kapal sebelum kapal diserahkan kepada mitra. Pada saat pelaksanaan pengujian sea trial ini, tim dari periset BRIN tetap melakukan pendampingan untuk memastikan kapal dapat beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Setelah semua tahap terselesaikan dan kapal pandu multipurpose dinyatakan layak untuk beroperasi, maka kemudian dilakukan penyerahan kapal pandu multipurpose tersebut ke BPKS sebagai mitra. Pada tanggal 29 Januari 2023 kapal pandu multipurpose ini diserahkan kepada BPKS dan siap untuk dioperasikan.
Diharapkan dengan kehadiran kapal ini BPKS dapat berperan memfasilitasi kunjungan wisata baik dari Sabang-Banda Aceh-Pulo Aceh maupun sebaliknya, selebihnya dukungan BPKS terhadap peningkatan kunjungan wisata ke Pulo Aceh adalah dengan adanya penginapan yang layak.