Dilihat dari
ukuran saja sudah pasti kita akan terpukau. Bagaimana tidak tasbih yang
sering digunakan umat islam untuk memanjatkan doa-doa kebesaran Sang Ilahi ini
ukurannya sangat besar dan panjang, tidak seperti ukuran tasbih-tasbih pada
umumnya.
Tak jarang di beberapa masjid dan di komunitas
masyarakat di Indonesia menyimpan tasbih-tasbihnya dengan ukuran panjang dan
beratnya yang luar biasa, dan tak jarang pula usia dari tasbih tersebut sudah
mencapai ratusan tahun.
Ilustrasi |
Sebut saja tasbih yang ada di Polewali Mandar,
Sulawesi Barat yang dimiliki oleh Muslimin, seoarang warga warga Binuang. Tasbih
yang panjangnya 38 meter dan ini berisi
lebih dari tiga ribu butir biji tanaman manjakani yang kabarnya usinya
sudah lebih dari 350 tahun.
Kenapa sampai ke daerah ini? konon kabarnya tasbih ini dibawa dari tanah
Arab oleh seorang penyebar Islam di tanah Mandar, Ustadz Abdul Kadir. Tasbih
raksasa ini lalu diwariskan turun-temurun dan kini dimiliki Muslimin. Tasbih
raksasa ini kini dipakai untuk berzikir setelah shalat saat bulan ramadan.
Dengan ukurannya yang panjang, puluhan
warga menggunakan tasbih tersebut berzikir dengan cara membuat formasi
melingkar, diawali dengan duduk, zikir juga dilakukan dengan cara berdiri.
Seiring dengan terus berkumandangnya
zikir 'La Ilaha Illallahi', tasbih besar itu dijuga digerakkan berputar searah
jarum jam oleh puluhan warga yang masing – masingnya sudah memegang bagian dari
tasbih.
Namun sayang sebagian dari 3.300 biji tasbih yang
semula seluruhnya terbuat dari biji manjakani ini banyak dicuri orang lantaran
khasiat buah itu sebagai obat. Namun agar jumlahnya tetap 3.300, sebagian biji
tasbih terpaksa diganti dengan biji dari kayu khusus yang didatangkan dari
Mesir.(IAN)
Selain di di Sulawesi, tasbih
raksasa juga berada di masjid seribu pintu yang terletak di Kampung Bayur,
Jatiuwung, Tangerang. Di salah satu ruang bawah tanah masjid ini ada yang disebut
ruang tasbih. Ruangan yang memakai
lantai keramik putih, di sana lah terdapat sebuah tasbih besar dari kayu. Garis
tengah masing-masing butir tasbihnya sekitar 10 sentimeter
Nah, lain lagi dengan tasbih yang
sekarang berada di masjid Masjid Al Taubah kompleks Lapas Lowokromo, Malang. Tasbih
yang yang berada di masjid ini adalah tasbih hasil karya seorang narapidana yang
berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atau MURI pada November
2010 karena berat dan panjang ukurannya.
Tasbih yang dibuatnya selama dua bulan
ini memiliki bobot seberat 4,1 ton dengan biji tasbih 102 butir dan tiap biji
berdiameter 30-40 centimeter (cm) dan diwarna-warni mencolok.
Bahan biji tasbihnya yang berbentuk bulat
ini terbuat dari bahan semen, sisa limbah keset, 8 kilogram (kg) kalsium, dan 8
kg lem yang dicampur menjadi satu. Bahan itu kemudian dibentuk menjadi biji
tasbih yang kemudian dikaitkan ke tali menjadi sebuah tasbih raksasa. (berbagai
sumber)