Seperti Museum Pegadaian di Sukabumi dan Museum Shell di Bali, keduanya merupakan museum yang pertama jika dilihat dari benda-benda yang koleksinya. Jika Museum Pegadaian sebagian besar benda-benda yang dipamerkannya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pegadaian, Museum Shell merupakan museum kerang. Nah, Museum Teknologi Pertimahan atau Museum Timah ini adalah museum pertama di Indonesia yang isinya sarat dengan rekam jejak sejarah pertimahan di Bangka Belitung khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
sumber foto:www.zonabangka.com |
Koleksi Museum Timah
Sebenarnya apa saja yang ada di museum yang buka pada kali pertamanya pada 2 Agustus 1997 ini? di sini dapat ditemukan berbagai macam peralatan tradisional yang pernah digunakan dalam pertambangan timah. Selain itu museum ini juga berisikan catatan perjalanan pertambangan timah dari zaman Belanda sampai perkembangannya saat ini.
Untuk benda tradisionalnya, misalnya centong air kayu yang pernah digunakan oleh para kuli tambang timah untuk menciduk air dan biji timah. Alat tradisional ini digunakan oleh para kuli tambang di tahun 1700-an. Kemudian, ada pula benda lainnya seperti belincong yang terbuat dari kayu dan batu yang digunakan untuk menambang timah.
Sementara untuk benda peninggalan di masa kolonial Belanda seperti cetakan balok timah dan stempel balok timah milik Mijnbow Maatschappij Biliton (GMB). Stempel ini berfungsi untuk memberi merek pada balok timah produksi produksi GMB. Beberapa foto jadul juga menampilkan sejarah panjang timah di Bangka dan Belitung. Salah satu yang selalu menarik perhatian pengunjung adalah gambar suasana dan kondisi penambangan timah di masa kolonial Belanda.
Sepertinya asik jika menginjakkan kaki bersama putra-putri anda ke museum ini. Belajar sejarah sekedar menambah pengetahuan, lantas angkat kaki berkunjung selanjutnya ke tempat-tempat eksotis yang ada di Bangka Belitung.
Sebenarnya apa saja yang ada di museum yang buka pada kali pertamanya pada 2 Agustus 1997 ini? di sini dapat ditemukan berbagai macam peralatan tradisional yang pernah digunakan dalam pertambangan timah. Selain itu museum ini juga berisikan catatan perjalanan pertambangan timah dari zaman Belanda sampai perkembangannya saat ini.
Untuk benda tradisionalnya, misalnya centong air kayu yang pernah digunakan oleh para kuli tambang timah untuk menciduk air dan biji timah. Alat tradisional ini digunakan oleh para kuli tambang di tahun 1700-an. Kemudian, ada pula benda lainnya seperti belincong yang terbuat dari kayu dan batu yang digunakan untuk menambang timah.
Sementara untuk benda peninggalan di masa kolonial Belanda seperti cetakan balok timah dan stempel balok timah milik Mijnbow Maatschappij Biliton (GMB). Stempel ini berfungsi untuk memberi merek pada balok timah produksi produksi GMB. Beberapa foto jadul juga menampilkan sejarah panjang timah di Bangka dan Belitung. Salah satu yang selalu menarik perhatian pengunjung adalah gambar suasana dan kondisi penambangan timah di masa kolonial Belanda.
Sepertinya asik jika menginjakkan kaki bersama putra-putri anda ke museum ini. Belajar sejarah sekedar menambah pengetahuan, lantas angkat kaki berkunjung selanjutnya ke tempat-tempat eksotis yang ada di Bangka Belitung.
Sejarah Gedung
Ok , Sedikit menyinggung mengenai sejarah dari gedung ini, tadinya sebelum dijadikan museum gedung ini merupakan rumah dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW) dan sejumlah karyawan perusahan BTW (Bangka Tin Winning). Dalam perkembangan sejarahnya kemudian, rumah ini pun pernah berkali-kali dijadikan tempat perundingan atau diplomasi antara pemimpin republik yang diasingkan ke Bangka dengan Pemerintah Belanda dan UNCI sehingga lahirlah Perjanjian Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949.
Ok , Sedikit menyinggung mengenai sejarah dari gedung ini, tadinya sebelum dijadikan museum gedung ini merupakan rumah dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW) dan sejumlah karyawan perusahan BTW (Bangka Tin Winning). Dalam perkembangan sejarahnya kemudian, rumah ini pun pernah berkali-kali dijadikan tempat perundingan atau diplomasi antara pemimpin republik yang diasingkan ke Bangka dengan Pemerintah Belanda dan UNCI sehingga lahirlah Perjanjian Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949.
Jadi sewakwu perundingan dilaksanakan di Bukit Menumbing, lalu perundingan dipindahkan ke Pangkalpinang karena peserta perundingan bertambah dengan hadirnya pejabat dari KTN (Komisi Tiga Negara). Selesai perundingan para oemimpin republik tak langsung pulang tetapi menginap di rumah ini. Lengkaplah sudah museum ini full of history, dilihat dari isinya yang bersejarah, begitu pula dengan gedungnya itu sendiri.
Lokasi Museum Timah
Tertarik? Anda dapat mengunjungi museum ini di Jl. Ahmad Yani, Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Tentu ada baiknya berkunjung pada saat jam kerja, seperti halnya jam buka tutup museum pada umumnya, yaitu dari senin sampai jumat pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Soal biayanya, museum ini menggratiskan setiap pengunjung yang datang. (berbagai sumber)
Lokasi Museum Timah
Tertarik? Anda dapat mengunjungi museum ini di Jl. Ahmad Yani, Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Tentu ada baiknya berkunjung pada saat jam kerja, seperti halnya jam buka tutup museum pada umumnya, yaitu dari senin sampai jumat pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Soal biayanya, museum ini menggratiskan setiap pengunjung yang datang. (berbagai sumber)