Wisata di Waduk Peninggalan Belanda

Tentu anda masih ingat dengan kejadian beberapa tahun lalu dimana air Situ Gintung di Cirendeu, Tangerang muntah dan membanjiri rumah warga yang berada di sekitarnya. Beberapa versi penyebab jebolnya tanggul tempat wisata Situ Gintung menyebutkan, ada yang jebol lantaran debit air si situ tersebut sudah kebanyakan karena tingginya curah hujan yang tiada hentinya mendera kawasan itu, kondisi tanggul yanhg sudah rapuh temakan usia, minimnya perhatian pemerintah terhadap konsisi waduk, pengalihan fungsi lahan , dan yang lainnya.

Namun terlepas dari itu, seperti yang kita ketahui waduk Situ Gintung bukanlah satu-satunya waduk yang dibuat pada zaman Belanda, di Indonesia sendiri terdapat waduk-waduk yang dibangun pada saat kolonialis Belanda masih berkuasa yang sekarang telah berubah menjelma menjadi semacam tempat wisata yang asik jika dikunjungi bila hari libur tiba bersama keluarga atau kekasih tercinta,  nah ingin tahu dimana saja waduk-waduk itu berada? simak tulisan singkatnya dibawah ini

1. Waduk Pacal 
Waduk berada di  Bojonegoro dan  merupakan salah satu tempat wisata yang menyuguhkan lingkungan alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang sangat indah. Usia waduk ini sudah sangat tua karena dibangun pada tahun 1933 pada jaman Belanda. Untuk nama waduknya sendiri diambil dari nama daerah waduk itu dibangun yaitu  berada di desa Pacal. 

sumber foto:www.bojonegorokab.go.id
Bendungan Pacal terletak 35 Km dari arah selatan kota Bojonegoro dan memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dan kedalaman 25 meter ini. Waduk ini merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda dengan manfaat multifungsi. 

Daya tarik wisata ini adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman Belanda dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang mempesona.


2. Waduk Malahayu 
Waduk ini ada di  kota Bawang alias Brebes yang menjadi salah satu tempat wisata di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ingin kesana caranya dengan  menempuh waktu 1 jam dari pusat Brebes ke Waduk Malahayu. 

sumber foto: www.adenizzam.blogspot.com
Objek wisata alam ini menyuguhkan keindahan dan kenangan sejarah masa lampau. Dulunya, Waduk Malahayu adalah desa-desa yang kemudian oleh Belanda desa-desa itu dikosongkan dan dibuat menjadi waduk untuk irigasi. Desa-desa yang dijadikan Waduk Malahayu itu sekitar tujuh desa. 

Warga yang dulunya tinggal di desa (sebelum desanya dijadikan Waduk Malahayu), kini menyebar dan tinggal membentuk desa baru, seperti desa Karacak, desa, Kertasari, desa Pananggapan, desa Cipajang, dan lain-lain.

3. Waduk Penjalin 
Menurut sejarah, waduk itu dibangun pada masa penjajahan Belanda tepatnya di bangun tahun 1930 bersamaan dengan waduk Malahayu yang dibangun untuk irigasi di Brebes bagian utara. Waduk ini merupakan waduk tadah hujan. Meski begitu waduk ini tak sekalipun pernah mengalami kekeringan tatkala musim kemarau melanda. Air waduk ini dipersiapkan untuk menyuplai irigasi sungai Pemali bawah dan areal persawahan. 

sumber foto:www.alamendah.wordpress.com
Dari waduk itu selanjutnya menyebar menjadi jaringan pengairan yang mengaliri puluhan hektare lahan pertanian warga sekitar. Waduk yang memiliki luas 1,25 km2 dan dapat menampung sekitar 9,5 juta m3 air ini terletak di perbatasan kabupaten Banyumas-Brebes. Tepatnya di desa Winduaji, kecamatan Paguyangan, kabupaten Brebes. Sekitar 12 km ke arah selatan dari kota kecil Bumiayu atau sekitar 30 km dari kota Purwokerto


4. Waduk Babalan 
Waduk ini berada di Kudus yang letaknya di dukuh Babalan desa Kalirejo kecamatan Undaan dan merupakan salah satu bangunan peninggalan kolonial Belanda.  Bentuk bangunan yang khas Kolonial Belanda dan mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Waduk ini selain berfungsi sebagai sarana irigasi lahan pertanian dan sebagai pengontrol banjir untuk kawasan undaan dan sekitarnya, Waduk Babalan juga difungsikan sebagai tempat wisata.

5. Waduk Krekah 
 Waduk ini terletak di kabupaten lamongan yang tepatnya di desa tenggerejo kec.kedungpring nama tempat itu adalah atau yang di kenal dengan waduk pridjetan. Pada zaman kolonial belanda,rakyat indonesia dipaks untuk membuat sebuah waduk yang berukuran kurang lebih 50 Ha yang melewati dusun jatenan hingga dusun kayen kec.ngimbang. Pemandangan yang indah diwaktu pagi hari membuat Waduk Krekah menjadi tujuan wisata para anak muda untuk refresing, ditambah juga air waduk yang yang terlihat masih bersih dan ikan -ikan yang banyak. (berbagai sumber) 

1 Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama