Seperti
gajah mati meninggalkan gadingnya, penjajah
Jepang pun pergi meninggalkan jejak sejarahnya. Namun bukan cerita kelam, peninggalan senjata atau yang lainnya, tetapi berupa gua. Yup, seperti yang kita ketahui Jepang pernah menjajah
nusantara ini kurang lebih tiga setengah tahun lamanya. Nah, dalam masa kependudukannya
yang seumuran jagung itu Jepang banyak mendirikan basis-basis pertahanannya, dan
gua di Indonesia banyak dimanfaatkan oleh bala tentara sakura untuk
melindungi dirinya dari serangan musuh. Tanpa panjang lebar, mari kita tengok
gua-gua mana saja pernah digunakan oleh tentara jepang
Pertama adalah Gua Jepang di Bukitinggi, Sumatera Barat yang letaknya persis disamping Ngarai
Sianok, atau di bawah Taman Panorama. Gua ini lumayan panjang yaitu satu setengah kilometer, namun sekarang
hanya sekitar 750 meter. Lorong masuknya sangat dalam dan panjang. Ada sekitar
128 anak tangga untuk turun ke bawah sebelum akhirnya para pengunjung melewati
ruang demi ruang Gua Jepang itu.
Di dalam guanya sendiri terbagi dalam beberapa kamar, mulai dari lorong untuk rapat para serdadu, tempat makan hingga kamar para tahanan yang orang Indonesia. Kalau dijumlah ada 12 barak militer, 12 tempat tidur, 6 buah ruang amunisi, dua ruang makan romusha dan satu ruang sidang.
sumber foto: www.yopium.wordpress.com |
Kedua ada Gua Jepang di Pengandaran, Jawa Barat, letak
persisnya berada di
dusun Ngreco, dan Poyahan, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong. Gua Jepang ini
merupakan peninggalan Perang Dunia II yang digunakan juga pastinya untuk sarana
pertahanan militer di zaman Jepang pada tahun 1942-1945. Yah namanya juga
Jepang pasti mengandalkan tenaga romusha untuk membangun sesuatu, begitu juga
dengan gua ini yang banyak mengandalkan para pekerja paksa (Romusa) selama ± 1 tahun.
sumber foto: www.disparbud.jabarprov.go.id |
Di gua ini di temukan setidaknya 18 bangunan bunker yang sebagian besar masih dalam keadaan utuh. Bentuknya pun beranekaragam serta mempunyai fungsi yang berlainan pula, misalnya sebagai tempat pengintaian, ruang tembak, ruang pertemuan, gudang dan dapur.
Ketebalan dinding rata-rata 50-70 cm , dari bahan beton bertulang, semen dan batu padas yang sudah tersedia di sekitarnya. Bunker-bunker tersebut dibangun saling berdekatan (30 m), serta dihubungkan dengan parit perlindungan yang berada di luar setinggi (1 m).
Dan yang ketiga masih berada di Jawa Barat ada Gua Jepang di Garut. Gua Jepang berada di sebuah lembah di antara dua bukit yang bernama Puncak Munasim. Goa di lembah ini ada 4, salah satunya menjadi sarang kelelawar dan sumber mata air bagi penduduk Cikopo.
Gua Jepang di Garut ini tidaklah terlalu dalam dan hanya sekitar 10 meter. Gua ini adalah tempat persembunyian tentara Jepang dari serbuan udara pasukan Belanda. Goa ini lagi-lagi dibangun dengan menggunakan tenaga romusha dengan sistem kerja paksa. Lokasinya memang jauh dari Kota Kabupaten Garut, sekitar 99 Km ke arah selatan dan dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 2-3 jam. (berbagai sumber)