Jika anda
pernah bertamasya ria ke daerah Pantai Pangandaran tepatnya di pantai yang
bernama Pantai Karang Nini yang letaknya kurang lebih 10 km sebelum Pantai
Pangandaran, pastilah anda pernah melihat sebuah karang yang menyerupai
seoarang nenek yang sedang duduk bersandar. Yup, karang itulah yang bernama
Nini, lantas kenapa pula nama karangnya
diambil dari nama seorang wanita.
Lagi-lagi tulisan ini akan diawali dengan alkisah
seperti tulisan lainnya di blog yang
banyak mencerikatan legenda di sebuah tempat wisata. Jadi alkisahnya dari legenda
Nini ini bak cerita roman yang mungkin bisa menguras air mata.
Nah, diceritakan pada zaman dahulu ada sebuah kampung yang bernama Emplak atau
Karangtunjang, di sana tinggalah sepasang kakek dan nenek samti (aki
dan nini) yang bernama Ambu Kolor dan Arga Piara. Aki yang memiliki
kegemaran menangkap di laut, nah pada suatu hari tak kunjung pulang ke
rumahnya. Tak pelak nenek Nini menunggu di rumah dengan rasa was-was.
sumber foto: www.ybandung.wordpress.com |
Matahari perlahan semakin tenggelam, namun si Aki tidak jua muncul dan kembali ke rumah. Bersama para tetangga Nini berusaha mencarinya di tepi-tepi pantai karena dia tak sabar menunggu Namun sayang mereka pulang dengan tangan hampa dan tinggallah Nini sendirian merenungi kemana perginya sang kakek.
Sang nenek yang
begitu mencintainya suaminya tak rela ditinggal suaminya pergi. Ia lalu meminta dan memohon kepada Penguasa Pantai
Selatan untuk bisa dipertemukan lagi dengan pasangan jiwanya. Eh, ternyata
kupingnya Ratu Pantai Selatan mendengar permohonan itu, lantaslah tidak
beberapa lama kemudian muncullah sebuah karang yang sekarang disebut
Balekambang sebagai perwujudan jiwa kakek tersebut.
Nenek Nini merasa tidak puas dengan pemberian Penguasa
Pantai Selatan yang pertama, kemudian ia kembali bersemedi sebagai bukti
dari cinta kasih dan kesetiannya sekaligus memohon permintaan yang kedua. Kali ini
permohonannya adalah ingin lebih dekat lagi dengan sang kakek, entah minta
dekat dalam wujud apa dan seperti apa.
Akan tetapi pada permintaan yang kedua ini menurut
ceritera, jiwa nenek Nini diambil oleh Penguasa Pantai Selatan dan dirubah
menjadi sebuah batu karang yang arahnya menghadap Balekambang. Batu karang
tersebut yang kemudian secara fisik dianggap mirip rupa sang nenek yang sedang
duduk bersandar.
Sampai berabad-abad kemudian, dua buah
batu karang yang berhadap-hadapan itu tetap kokoh di tempatnya menjadi simbol
cinta dan kesetiaan. Hanya saja pada tahun 1918 bagian karang yang menyerupai
kepada si Nini putus disambar petir menyisakan bagian yang sekarang kita dapat
lihat (Berbagai sumber)