Jakarta, Wisataohhwisata - Pemprov DKI
Jakarta melalui Dinas Kebudayaan DKI Jakarta kembali menggelar Pameran Wastra
dengan judul, 'Menjalin Benang, Meniti Sukma: Wastra Tenun Bertuah dalam Siklus
Daur Hidup'. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
Museum Tekstil dan Himpunan Wastraprema yang ke-47, serta meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap kain tenun tradisional Indonesia Indonesia.
Kepala
Dinas Kebudayan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, pameran
berlangsung hingga 30 Juli 2023, pada hari Selasa hingga Minggu pukul
09.00-15.00 WIB di Museum Tekstil, Jakarta Barat. Adapun tiket masuk museum
tersebut seharga 5.000 rupiah untuk dewasa, 3.000 rupiah untuk mahasiswa, dan
2.000 rupiah untuk anak-anak. Selain itu, rangkaian kegiatan pameran
dilaksanakan dengan beberapa acara, di antaranya seminar hybrid, workshop, dan
talkshow untuk pencinta wastra.
"Di
zaman modern yang serba praktis saat ini, rangkaian upacara daur hidup sudah
jarang dilakukan yang hanya ada di beberapa tempat dan golongan tertentu saja
sebagai bagian dari tradisi. Oleh karena itu banyak wastra keperluan daur hidup
tidak ditenun lagi dan pengetahuan tentang cara pembuatan serta penggunaannya
secara perlahan mulai pudar. Harapannya, keberadaan wastra tersebut dapat
diinformasikan kepada masyarakat dan dihadirkan dalam bentuk pameran wastra ini,”
ujar Iwan di Jakarta, Jumat (23/6/2023) dilansir dari laman ppid.jakarta.go.id.
Lebih
lanjut, Iwan menerangkan, terdapat 85 buah koleksi kain tenun yang dipamerkan
dan didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik Bantuan Operasional
Penyelenggaraan (BOP) Museum dan Taman Budaya, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Adapun
koleksi kain tenun ini berasal dari Pulau Sumatera hingga Nusa Tenggara yang
merupakan koleksi dari Museum Tekstil, Rumah Wastra Jo Seda, dan para kolektor
seperti Sri Sintasari Iskandar, Aswin Wirjadi, Tjok Istri Ratna, Dini Jusuf dan
Vilidius Siburian. Menurut Iwan, keindahan dalam kesederhanaan dan kemewahan
yang memancar dari setiap lembar kain ini merupakan kata tanpa suara yang
menyeru betapa kaya dan agung budaya wastra Indonesia.
Penulis:
Harry P