Jika di Tangerang mempunyai masjid unik yang bernama Masjid SeribuPintu, lain halnya dengan masjid yang ada di Jambi ini. Adalah Masjid Agung Al
Falah yang memiliki keunikan yang tidak kalah menariknya karena mempunyai ratussan
tiang sebagai penyangga bangunannya. Tak tangung-tanggung jika masjid pada
umumnya memiliki beberapa tiang penyangga saja, masjid dengan julukan Masjid Seribu Tiang ini memiliki 233 tiang. Wow! Jumlah yang fantastis, rasanya ada
yang kurang jika anda sedang berada di Jambi tapi tidak mengunjungi masjid yang
kerap dikunjungi oleh orang-orang penting negara ini.
sumber foto: timurmediatama.blogspot.com |
Sejarah Masjid
Tanah masjid ini erat kaitannya dengan asset tanah hyang dimiliki oleh
Sultan Thaha secara dulunya tanah yang bernama Tanah Pilih Sesuko Betuah merupakan
sebuah istana tanah pilih Sultan Thaha.
Lantaran Sultan membatalkkan perjanjian dengan Belanda pada tahun 1858. Sultan
tidak setuju dengan isi perjanjian itu hanya menguntungkan sepihak, dan sangat
merugikan pihak Jambi.Belanda pun marah lalu mengancam akan menyerang istana
tersebut.
Benar saja, walau Sultan Thaha berhasil lebih dulu menyerang pos
Belanda, namun Belanda akhirnya menggempur dan membumihanguskan bangunan
istana. Pada perkermbangannya, pada tahun 1906, tanah bekas istana itu
didirikan bangunan asrama Belanda. Lalu, pada masa kemerdekaan bangunan asrama
belanda dibangun asrama untuk anggota TNI di Jambi dan Masjid tiang seribu didirikan kemudian.
Masjid ini dibuat dengan konsep bangunan anti gempa dengan kesepatakan
para alim ulama dan tokoh Jambi seperti MO Bafaddal, H Hanafi, Nurdin Hamzah
dan Gubernur Jambi. Penggunaan Ratusan tiang penyangga pun diterapkan sebagai
konsep bangunan anti gempa. Pembangunan masjid ini memakan waktu selama tiga
tahun lamanya. Nah ternyata ada yang unik selama proses pembangunan masjid ini dilakukan, yaitu
masjid ini pernah dijadikan lokasi syuting film yang diperankan Ully Artha yang
berjudul “Intan Perawan Kubu”. Setelah tiga tahun, masjid ini pun akhirnya
diresmikan oleh mendiang Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1980.
sumber foto:padangschebovenlanden01.blogspot.com
Untuk nama masjidnya sendiri yaitu Al-Falah mengandung arti kemenangan yang
memiliki banyak makna. Dari sudut pandang islam, Al-Falah bermakna bahwa
kehidupan manusia di dunia haruslah memperoleh kemenangan dengan mempertebal
keimanan dan ketakwaan. Bagaimana dengan
julukannya sendiri sebagai masjid seribu tiang? Istilah ini sebenarnya muncul
karena sebutan para musafir yang berhenti untuk singgah dan beribadah disana.
Mereka melihat banayak sekali tiang dan tanpa pintu, tanpa dinding dan terbuka.
Arsitektur dan Interior
Masjid
Masjid ini memiliki luas bangunan 6.400 meter persegi dan berdiri di tanah
seluas 2.7 hektar. Saking besarnya masjid ini dapat menampung sekitar sepuluh
ribu jamaah. Bangunan ini sama sekali tidak memiliki dinding atau tembok
pembatas dan terkesan masjid ini mempunyai konsep keterbukaan bagi setiap umat
yang ingin beribadah disana.
Dari luar walau bentuknya mirip dengan pendopo, namun kemegahan masjid begitu terasa di bagian tengahnya
dengan Interior masjid yang dihiasi oleh ukiran, kaligrafi dan delapan tiang
penyangga dengan warna yang berbeda-beda. Begitu juga dengan deretan 40 tiang
bergaris yang bagian bawahnya tiang di bagian tengah masjid dihiasi dengan
ukiran kayu. Bagian tubuh tiang terbuat dari tembaga kuningan yang didatangkan
dari daerah Jepara, Jawa Tengah. Selain itu, terdapat pula kubah indah
berukuran besar dengan warna bervariasi dan kaligrafi yang terbuat dari kaca.
Lokasi Masjid
Masjid Al-Falah atau Masjid Seribu Tiang ini berada di pusat kota Jambi,
tepatnya di samping pasar Angso Duo, Jalan Sultan Thaha No.60 Kelurahan Lehok,
Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. (berbagai sumber)